Kamis, 18 Oktober 2012

Kucing Kumal

Pukul 08.00 PM. Langit sudah Hitam.


Entah darimana datangnya, ada yang aneh.


Waktu kuliah malam selesai, aku beranjak ke parkiran timur kampus untuk pulang. parkiran sepi dan gelap, hanya ada beberapa kendaraan yang tersisa. penjaga karcis duduk malas-malasan melamun ke arah jalan raya tanpa hirau, sesekali mengusap tangan kedinginan. seketika tubuhku merasakan hal yang sama: Dingin. bodohnya tak membawa jaket, umpatku kesal. ini sudah bulan ke-10, bulan dimana kau seharusnya memakai pakaian tebalmu. ah sudahlah, mungkin semesta sedang ingin bermain dengan angin bersamaku...

Dengan minimnya lampu penerangan, kau tidak bisa dengan mudahnya menemukan dimana kendaraanmu berada. butuh 3 kali putaran penuh mengelilingi parkiran hingga kau menemukannya. sial, dimana kau? tepat saat putaran ke 3, aku menemukan sesuatu yang aneh dibawah pohon beringin lebat itu

Mahluk kecil putih kumal bertengger nyama dibawah pohon, butuh beberapa waktu hingga kusadari itu adalah kucing. kecil dan kumal. mata sayu serta kurus kering membuat siapa saja trenyuh melihatnya.

pelan namun pasti, aku berjalan menghampirinya, mengendap, dan mengelusnya, berharap dia nyaman. mulanya tampak biasa saja, namun beberapa saat, seperti kilat, dia lari pergi menuju gelap.

Putih berlari menuju Hitam, tanpa peduli apa yang dihadapi sewaktu-waktu. mengapa Putih lebih memilih berlindung di balik Hitam? Putih berlalu tanpa meninggalkan jejak kedalam Hitam, Menyisakkan beribu pertanyaan menggantung: "Mau kemana kucing itu?", "Dimana kucing itu akan tidur", "Siapa yang akan merawatnya?"

Teriakan lantang dari arah berlawanan mengejutkan lamunanku. "Hei, Nak, kenapa kau disitu saja? kamu tidak pulang?" bentak penjaga karcis gusar.



"Iya pak", teriakku membalas. dengan langkah cepat, aku menemukan kendaraanku, dan pulang, menuju gelap.

Posting Komentar

Bagaimana menurutmu?

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search