Masih sepenuhnya tejaga, dengan alasan klasik : tidak bisa tidur.
Akhir - akhir ini, entah mengapa, Semesta sedang ingin mengajakku untuk berbaikan dengan Putih, yang tentu kusambut dengan tangan terbuka. tapi masalahnya, aku belum begitu percaya sepenuhnya dengan dia.
10 tahun yang lalu, aku habiskan waktuku, hariku, jamku, menitku, detikku untuk putih. aku menggandeng, lalu merangkulnya kemanapun dia mengajakku pergi; entah hanya untuk sekadar jalan - jalan melintasi track mimpi, atau bahkan sampai mengajakku terbang melintasi semesta, tapi, sudah kukatakan, itu dulu.
Dulu. waktu seolah tidak punya hati saja.
bertahun - tahun kemudian, aku merasakan perubahan. putih perlahan menjauh; seperti sedang membenciku karena suatu hal. kukatakan padanya baik - baik, berulang kali bahwa aku hanya sedang dekat dengan hitam, tidak lebih dari itu. yah, mungkin putih sedang ada masalah, dengan separuh belahan jiwanya yang disana, hingga akhirnya dia pergi, meninggalkanku.
aku benci harus mengatakan ini, perpisahan selalu menaruh goresan terdalam yang tak bisa kuungkapkan. aku telah benci, dan menyumpah-seribu serapah aku tidak akan pernah menemuinya. tapi, ada begitu banyak kenangan bersamanya, tapi.... sudahlah. aku terlalu lelah mengenangnya.
kuputuskan hariku dengan tetap disini, mendekap dibawah atap dan secangkir teh celup bersama hujan. setidaknya ada hujan, dengan begitu, aku masih bisa merasakan kenangan pahitnya.
Posting Komentar
Bagaimana menurutmu?