Dalam Satu, aku merasa candu. sarafku mulai sedikit goyah ketika aku menarik sendi-sendiku. ketika aku telah menemukan waktuku, selalu tumpul berantakan. sedikit saja gerakan, mungkin ada harapan. sudah berapa kalinya aku seperti ini? biar aku ingat. satu, ketika dulu aku masih abu. dua, ketika aku masih setengah abu, dan sekarang, ketika aku sudah kosong. tiga? apa sudah cukup, hitam?
Dalam Dua, aku ingkar. jangan salahkan aku, salahkan hitam. salahkan dia karena sampai detik ini dia tidak mengakui kemana dia menyembunyikan waktu. ini sudah yang ke-dua, dalam dua massa terakhir. tolong, aku tidak mau menjadi dua.
Dalam Dua-seperempat, aku merajuk. merajuk pada waktu dan semesta. sungguh ini tidak baik. tapi aku harus melakukannya
demi putih. aku takut kacaku retak.
Posting Komentar
Bagaimana menurutmu?